Jumat, 05 April 2013

BERPETUALANG DENGAN SEPEDA GUNUNG


Petualangan dengan sepeda gunung memang alternatif lain selain hiking dan mountaineering. bila kita menggunakan MTB (Mountain Bike), akan terasa perbedaannya dengan pola berpetualang dengan berjalan kaki. selain kita muda menikmati keindahan alam, juga jarak medan yang ditempuh lebih jauh menantang. hampir semua jalur medan yang bisa dengan berjalan kaki, bisa ditempuh dengan sepeda gunung, kecuali medan menanjak ataupun menurun tajam.

Selain daya jangkau yang luas dan jauh, dengan bersepeda gunung kita akan merasakan sensasi yang tidak terkira bila menjumpai turunan panjang. Memacu sekencang – kencangnya sepeda, melibas tikungan, melompati gundukan, drop off di ceruk tanah merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Belum lagi hembusan angin kencang menerpa wajah ketika melaju sangat kencang di turunan.
Semuanya mampu memacu adrenalin, membuat jantung berdetak kencang dan seolah – olah di dunia ini hanya ada kita, sepeda dan trek. Belum lagi ketika kita melaju menerobos semak, ranting dan dedaunan, seolah melalui sebuah lorong misterius, seolah kita akan memasuki dunia lain. Butuh jam terbang tinggi untuk bisa mengendalikan sepeda dengan baik dan aman di berbagai trek dengan kecepatan tinggi. Butuh skil dan ketrampilan yang tidak bisa instant kita peroleh tanpa main – main.
Semakin sering bersepeda ke alam semakin terampil kita mengendalikan sepeda dan tahu apa yang kita lakukan bila menjumpai berbagai tipe trek. Sehingga kita tahu persis bagaimana melaju di trek tanah berpasir, trek berbatu ( makadam ), trek tanah liat licin, dan tanah tanah berlapis dedaunan busuk dan sebagainya.
Sebelum memulai petualangan bersepeda gunung di alam, pastikan kondisi tubuh dalam keadan fit dan bugar. Lupakan kegiatan ini bila kita dalam keadaan tidak fit atau sakit. Karena dalam kondisi tubuh tidak sehat hanya cari celaka dan hanya akan membuat repot teman seperjalanan. Kondisi badan tidak sehat akan membuat konsentrasi tidak maksimal, tenaga tidak ada dan hanya akan memperparah kondisi tubuh karena organ tubuh dipaksa bekerja keras.
Pastikan kondisi sepeda dalam keadan siap tempur. Cek rem apalah berfungsi sempurna, apakah kanvas rem masih tebal dan apakah minyak rem tidak bocor ( rem hidrolik ), lihat juga apakah karet rem masih tebal ( v brake ). Kencangkan baut ( quick release ) di hub. Cek juga angin di shock depan dan belakang tidak terlalu keras atau terlalu empuk. Basahi rantai dengan minyak pelumas. Rantai yang kering apalagi berkarat akan cepat rusak dan putus.
Pastikan tuas rem dan pemindah gigi bekerja sempurna. Demikian juga dengan sistem pemindah gigi apakah bekerja dengan baik, tidak lompat – lompat atau tidak mau pindah. Bila menghadapi trek menanjak terjal pastikan gigi depan dan belakang di posisi ringan. Depan bilah crank yang paling kecil, dan belakang bilah seprocket yang paling besar. Bila terlalu ringan bisa disesuaikan dengan kayuhan. Pasang sadel tinggi, sehingga kita mengayuh seperti tengah berlari, ini akan meringankan kayuhan. Semakin terjal tanjakan semakin besar pula gaya grafitasi ke belakang. Kalau badan kita terlalu kebelakang maka ban depan kemungkinan akan terangkat dan kita akan terjatuh. Usahakan badan condong kedepan, untuk membuat ban depan tetap menapak di trek.
Kayuh perlahan, tidak usah terburu – buru atau bernafsu, nikmati semeter demi semeter trek menanjak yg kita lalui. Bernafaslah senormal mungkin, samakan irama ketika menginjak pedal lepas udara, ketika menarik pedal tarik nafas. Semakin kita sering bermain maka semakin kuat kita ditanjakan. Selebihnya ada masalah ketabahan dan kesabaran, menjalani penderitaan.
Bila melibas turunan panjang dan cukup terjal, pastikan berat badan kita agak kebelakang. Ini dimaksudkan agar kita mengimbangi gaya grafitasi kedepan dan ban belakang tetap dmenapak di trek. Sehingga sepeda tetep bisa kita kendalikan. Jangan terlalu bernafsu melibas turunan. Lihat jauh ke depan, jangan ke ban depan. Di trek turunan kita akan melaju sangat kencang, dengan melihat jauh kedepan kita mampu melihat lebih luas trek di depan kita, kita akan tahu dan memutuskan akan mengambil jalur yang mana. Perhatikan baik – baik trek, apakah ada batu, akar yang menyilang, lobang dalam, tanah berlumpur, tanah berlapis lumut dan sebagainya.
Diturunan terjal dan licin, jangan menggunakan rem depan, gunakan rem belakang sesekali untuk menurunkan kecepatan. Menekan keras – keras tuas rem belakang hanya akan membuat ban belakang melintir dan mengakibatkan ban belakang kehilangan kontraksi dengan tanah, sehingga sepeda sulit dikendalikan.
Bermain sepeda gunung selain menyenangkan juga beresiko dan berbahaya, maka kita perlu memakai helm, pelindung siku, lutut dan sarung tangan. Selain itu biasanya kita akan bermain di lokasi yang jauh dari keramaian, jauh dari warung makan, toko atau bengkel sepeda. Maka ransel ( hydrobag ) yang kita bawa harus kita isi dengan semua peralatan tersebut, seperti bawa makanan kecil dan minuman, jaket hujan, perlatan P3K, ban cadangan, pompa, pembuka ban, kunci L, lem dan tambal ban, alat penyambung rantai, minyak pelumas, batang pembuka ban. Dan jangan lupa bawa tisu basah dan tisu kering. Kedua barang ini sangat berguna kalau kita tiba – tiba, tidak tertahankan mau buang air besar, sementara rumah penduduk dan sungai tidak ada. Jangan sesekali menggunakan batu, kayu atau dedaunan, karena selain tidak hygienisjuga bisa jadi menimbulkan rasa gatal atau beracun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar